MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DIABETES KETOASIDOSIS
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
FAKULTAS
KESEHATAN
PRODI
S-1 KEPERAWATAN
2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas berkat dan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis hendak
mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dengan caranya masing-masing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah
sempurna. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang membangun
sangat di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 4
Januari 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul.i
Kata
Pengantar.ii
Daftar
Isi.iii
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
- Tujuan
1.
Tujuan
Umum
2.
Tujuan
Khusus
BAB
II TINJAUAN TEORI
A.
Defenisi dari Diabetes Ketoasidosis
B.
Etiologi dari Diabetes Ketoasidosis
C. Gejala
Klinis dari Diabetes Ketoasidosis
D. Patofisiologi dari Diabetes Ketoasidosis
E. Pathway
F. Pemeriksaan
Penunjang dari Diabetes Ketoasidosis
G. Asuhan
Keperawatan pada Diabetes Ketoasidosis
BAB
III ASUHAN KEPERAWATAN
BAB
IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Ketoasidosis adalah komplikasi akut Diabetes Melitus yang terjadi
disebabkan karena kadar glukosa pada darah sangat tinggi. Keadaan tersebut
merupakan keadaan serius yang dapat mengancam jiwa. Kondisi ketoasidosis dapat
terjadi kapan saja terutama pada penderita Diabetes Melitus tipe 1. Berbeda
dengan Diabetes Melitus tipe 1, pada Diabetes Melitus tipe 2, ketoasidosis
terjadi pada keadaan-keadaan tertentu. Hal ini karena biasanya penderita
Diabetes Melitus tipe 2 lebih sering mengalami koma hiperosmolar non ketotik. Acapkali
terjadinya ketoasidosis diawali dari tidak patuhnya diabetesein pada
pola diet yang telah ditetapkan. Disamping itu, ketoasidosis sering juga
terpicu oleh jarangnya para diabetesein untuk melakukan pemeriksaan
kadar glukosa darah serta kadar gula urin secara berkala.Gejala-gejala yang
pertama kali timbul sama seperti gejala-gejala Diabetes Melitus yang tidak
diobati. Yakni, mulut kering, rasa haus, intensitas buang air kecil jadi lebih
sering (poliuria). Gejala lainnya seperti mual, muntah, dan nyeri
perut bisa juga terjadi.Gejala-gejala selanjutnya dapat berupa seperti
kesulitan bernafas, rasa dehidrasi, rasa mengantuk dan yang paling berat
keadaan koma.
Berdasarkan fakta dan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk
membahas tentang diabetes ketoasidosis dan mengulas tentang etiologi, pathway
dan pemeriksaan penunjang pada pasien dengan Diabetes Ketoasidosis serta
mengulas tentang bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes
ketoasidosis.
B. TUJUAN
1. TUJUAN
UMUM
Dapat mengetahui tentang bagaimana gambaran
asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus diabetes ketoasidosis.
2. TUJUAN
KHUSUS
a. Mengetahui
defenisi dari diabetes ketoasidosis
b. Mengetahui
etiologi dari diabetes ketoasidosis
c.
Mengetahui gejala klinis dari diabetes
ketoasidosis
d.
Mengetahui pemeriksaan penunjang dari
diabetes ketoasidosis
e.
Mengetahui komplikasi dari diabetes
ketoasidosis
f. Mengetahui
asuhan keperawatan pada diabetes ketoasidosis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
Dari Diabetes Ketoasidosis
Ketoasidosis diabetik
merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan
metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut
“akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes
ketergantungan insulin.Etiologi dari diabetes ketoasidosis.
Diabetic
Ketoasidosis (DKA) adalah suatu keadaan kekurangan insulin yang menyebabkan
tingginya kadar gula darah dan akumulasi dari asam organic dan keton. DKA
biasanya terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1.(narxiz08:16
DM
Ketoasidosis adalah komplikasi akut diabetes mellitus yang ditandai dengan dehidrasi,
kehilangan elektrolit dan asidosis.(Hidayat2)
B. Etiologi
Diabetes Ketoasidosis
Diabetes
ketoasidosis terjadi ketika tubuh tidak memiliki insulin. Hal ini menyebabkan
sel otot, lemak dan hati tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energy.
Hormone yang lainnya seperti glucagon, hormone pertumbuhan dan adrenalin akan
memecah lemak menjadi glukosa dan asam lemak. Asam lemak akan iubah menjadi
keton secara oksidasi.
Ketoasidosis diabetik dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu akibat hiperglikemia
dan akibat ketosis, yang sering dicetuskan oleh faktor-faktor :
1. Infeksi
2. Stress
fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress mendorong peningkatan
proses katabolik .
3. Menolak
terapi insulin
C.
Tanda dan Gejala
Hiperglikemi pada ketoasidosis diabetik akan menimbulkan poliuri dan
polidipsi (peningktan rasa haus). Disamping itu pasien dapat mengalami
penglihatan yang kabur, kelemahan dan sakit kepala. Pasien dengan penurunann
volume intravaskuler yang nyata mungkin akan menderita hipotensi ortostatik
(penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau lebih pada saat
berdiri). Penurunan volume dapat menimbulkan hipotensi yang nyata disertai
denyut nadi lemah dan cepat.
Ketosisi dan asidosisi yang merupakan ciri khas diabetes
ketoasidosis menimbulkan gejala gastrointestinal seperti anoreksia, mual,
muntah dan nyeri abdomen. Nyeri abdomen dan gejala-gejala fisik pada
pemeriksaan dapat begitu berat sehingga tampaknya terjadi sesuatu proses
intrabdominal yang memerlukan tindakan pembedahan. Nafas pasien mungkin berbau
aseton (bau manis seperti buah) sebagai akibat dari meningkatnya kadar badan
keton. Selain itu hiperventilasi (didertai pernapasan yang sangat dalam tetapi
tidak berat/sulit) dapat terjadi. Pernapasan Kussmaul ini menggambarkan upaya
tubuh untuk mengurangi asidosis guna melawan efek dari pembentukan badan keton.
Perubahan status mental bervariasi antara pasien yang satu dan lainnya.
Pasien dapat sadar, mengantuk (letargik) atau koma, hal ini biasanya tergantung
pada osmolaritas plasma (konsentrasi partikel aktif-osmosis).
D.
Patofisiologi
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang juga . disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya untuk
menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan
mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan
kalium). Diurisis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan (poliuri)
akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Penderita ketoasidosis
diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400 hingga
500 mEq natrium, kalium serta klorida selam periode waktu 24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (lipolisis)
menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah
menjadi badan keton oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terjadi produksi
badan keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara
normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan
bila bertumpuk dalam sirkulais darah, badan keton akan menimbulkan asidosis
metabolik.
E.
Pathway
Pasien
DM tipe 1 dan 2
|
Produksi
glukosa di hati tdk terkendali
|
Hiperglikemi
|
Jmlah
glukosa sel berkurang
|
Insulin b’kurang
|
Lipolisis menjadi
asam2 lemak bebas dan gliserol
|
Ginjal
mengeluarkan glukosa bersama dengan elektroli ( Na dan K)
|
Menjadi benda
keton
|
poliuria
|
Asidosis
metabolik
|
Dehidrasi dan kehilangan elektrolit
|
Penurunan berat badan
|
F. Pemeriksaan
Penunjang Dari Diabetes Ketoasidosis
Kadar glukosa dapat bervariasi dari
300 hingga 800 mg/dl. Sebagian pasien mungkin memperlihatkan kadar guka darah
yang lebih rendah dan sebagian lainnya mungkin memeliki kadar sdampai setinggi
1000 mg/dl atau lebih (yang biasanya bernagtung pada derajat dehidrasi)
1.
Harus
disadari bahwa ketoasidosis diabetik tidak selalu berhubungan dengan kadar
glukosa darah.
- Sebagian
pasien dapat mengalami asidosi berat disertai kadar glukosa yang berkisar
dari 100 – 200 mg/dl, sementara sebagia lainnya mungkin tidak
memperlihatkan ketoasidosis diabetikum sekalipun kadar glukosa darahnya
mencapai 400-500 mg/dl.
Bukti adanya ketosidosis dicerminkan
oleh kadar bikarbonat serum yang rendah ( 0- 15 mEq/L) dan pH yang
rendah (6,8-7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg) mencerminkan
kompensasi respiratorik (pernapasan kussmaul) terhadap asidosisi metabolik.
Akumulasi badan keton (yang mencetuskan asidosis) dicerminkan oleh hasil pengukuran
keton dalam darah dan urin.
Kadar natrium dan kalium dapat
rendah, normal atau tinggi, sesuai jumlah cairan yang hilang (dehidrasi).
Sekalipun terdapat pemekatan plasma harus diingat adanya deplesi total
elektrolit tersebut (dan elektrolit lainnya) yang amoak nyata dari tubuh.
Akhirnya elektrolit yang mengalami penurunan ini harus diganti.
Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah
(BUN), Hb, dan Hmt juga dapat terjadi pada
dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar kreatinin dan BUN
serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami
insufisiensi renal.
G. Asuhan
Keperawatan Pada Diabetes Ketoasidosis Secara Teoritis
1. Pengkajian
Diabetik Ketoasidosis (Menurut
pengumpulan data base oleh Doengoes).
1) Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan,Kram otot, tonus otot
menurun, dan gangguan istirahat/tidur.
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau
aktifitas, Letargi/disorientasi, koma dan penurunan kekuatan otot.
2)
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama dan takikardia.
Tanda : Perubahan tekanan
darah postural, hipertensi, Nadi yang menurun/tidak ada, disritmia, krekels, Distensi vena
jugularis, kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
3)
Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda
: Ansietas, peka rangsang
4)
Eliminasi
Gejala: Perubahan pola berkemih
(poliuria), nokturia, Rasa nyeri/terbakar, kesulitan
berkemih
(infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeri tekan abdomen, diare
Tanda: Urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat
berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin
berkabut, bau busuk (infeksi), Abdomen keras, adanya asites, Bising usus lemah
dan menurun, hiperaktif (diare)
5)
Nutrisi/Cairan
Gejala: Hilang nafsu
makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet, peningkattan masukan
glukosa/karbohidrat, Penurunan berat
badan lebih
dari beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid).
Tanda: Kulit
kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah, Pembesaran
tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton).
6)
Neurosensori
Gejala: Pusing/pening, sakit
kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia, Gangguan penglihatan.
Tanda: Disorientasi, mengantuk,
alergi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan memori
(baru, masa lalu), kacau mental, refleks tendon dalam menurun (koma), aktifitas
kejang (tahap lanjut dari DKA).
7)
Nyeri/kenyamanan
Gejala :
Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda :
Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8)
Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak).
9)
Keamanan
Gejala : Kulit kering,
gatal, ulkus kulit
Tanda: Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya
kekuatan umum/rentang gerak, parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
10)
Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung
infeksi), masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
11)
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM,
jantung, stroke, hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat sepertii
steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan
kadar glukosa darah).Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
Rencana pemulangan : Mungkin
memrlukan bantuan dalam pengatuan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan
terhadap glukosa darah
2.
Pemeriksaan
Diagnostik
1) Glukosa darah : meningkat 200 – 100
mg/dl atau lebih.
2) Aseton plasma (keton) : positif
secara mencolok
3) Asam lemak bebas : kadar lipid
dan kolesterol meningkat
4) Osmolalitas serum : meningkat tetapi
biasanya kurang dari 330 mOsm/l
5) Elektrolit : Natrium : mungkin
normal , meningkat atau menurun
6) Kalium : normal atau peningkatan
semu (perpindahan selular), selanjutnya akan menurun
7) Fosfor : lebih sering menurun
8) Hemoglobin glikosilat : kadarnya
meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang
selama 4 bulan terakhir
9) Gas darah arteri : biasanya
menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan
kompensasi alkalosis respiratorik
10) Trombosit darah : Ht mungkin
meningkat atau normal (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi sebagai
rrespons terhadap stress atau infeksi
11) Ureum/kreatinin: Mungkn meningkaatt
atau normal(dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)
12) Amilase darah : mungkin meningkat
yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab DKA
13) Urin : gula dan aseton positif ,
berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat
14) Kultur dan sensitifitas : kemungkinan
adanya infeksi saluran kemih, pernafasan dan pada luka
3.
Diagnosa
Keperawatan Diabetik Ketoasidosis
1. Defisit volume cairan berhubungan
dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan :
diare, muntah; pembatasan intake akibat mual, kacau mental
2. Perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral,
status hipermetabolisme
3. Resiko tinggi terhadap infeksi
(sepsis) berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa, penurunan fungsi lekosit,
perubahan pada sirkulasi
4. Resiko tinggi terhadap perubahan
sensori-perseptual berhubungan dengan ketidkseimbangan glukosa/insulin dan/atau
elektrolit
5. Kelelalahan berhubungan dengan
penurunan produksi energi metabolik, insufisiensi insulin, peningkatan
kebutuhan energi : status hipermetabolik/infeksi
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan
penyakit jangka panjang, ketergantungan pada orang lain
7. Kurang pengetahuan mengenai
penyakit, prognosis, dan pengoobatan berhubungan dengan kesalahan
menginterpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi
4.
Rencana
Keperawatan
1.Defisit volume cairan berhubungan
dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual
Batasan
karakteristik :
a.
Peningkatan
urin output
b.
Kelemahan,
rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba
c.
Kulit
dan membran mukosa kering, turgor kulit jelek
d.
Hipotensi,
takikardia, penurunan capillary refill
Kriteria
Hasil :
a.
TTV
dalam batas normal
b.
Pulse
perifer dapat teraba
c.
Turgor
kulit dan capillary refill baik
d.
Keseimbangan
urin output
e.
Kadar
elektrolit normal
Intervensi
:
a. Kaji riwayat durasi/intensitas mual,
muntah dan berkemih berlebihan
Rasional
:Membantu memperkirakan pengurangan volume total. Proses infeksi yang
menyebabkan demam dan status hipermetabolik meningkatkan pengeluaran cairan
insensibel.
Rasional :Hypovolemia dapat
dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. Hipovolemia berlebihan dapat
ditunjukkan dengan penurunan TD lebih dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke
duduk atau berdiri.
Rasional :Pelepasan asam karbonat
lewat respirasi menghasilkan alkalosis respiratorik terkompensasi pada
ketoasidosis. Napas bau aceton disebabkan pemecahan asam keton dan akan hilang
bila sudah terkoreksi
d. Observasi kualitas nafas, penggunaan
otot asesori dan cyanosis
Rasional :Peningkatan beban nafas
menunjukkan ketidakmampuan untuk berkompensasi terhadap asidosis
e. Observasi ouput dan kualitas urin.
Rasional :Menggambarkan kemampuan kerja ginjal dan
keefektifan terapi
f. Timbang BB
g. Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika
diindikasikan
Rasional : Mempertahankan hidrasi dan sirkulasi volume
h. Ciptakan lingkungan yang nyaman,
perhatikan perubahan emosional
Rasional : Mengurangi peningkatan
suhu yang menyebabkan pengurangan cairan, perubahan emosional menunjukkan
penurunan perfusi cerebral dan hipoksia
i. Catat hal yang dilaporkan seperti
mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung.
Rasional :Kekurangan cairan dan
elektrolit mengubah motilitas lambung, sering menimbulkan muntah dan
potensial menimbulkan kekurangan cairan & elektrolit
j. Obsevasi adanya perasaan kelelahan
yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur dan adanya distensi
pada vaskuler
Rasional :Pemberian cairan untuk
perbaikan yang cepat mungkin sangat berpotensi menimbulkan beban cairan dan GJK
Kolaborasi:
a. Pemberian NS dengan atau tanpa
dextrosa
Rasional : Pemberian tergantung derajat kekurangan cairan
dan respons pasien secara individual.
b. Albumin, plasma, dextran
Rasional : Plasma ekspander dibutuhkan saat kondisi
mengancam kehidupan atau TD sulit kembali normal
c. Pertahankan kateter terpasang
Rasional : Memudahkan pengukuran haluaran urin
d. Pantau pemeriksaan lab :
1. Hematokrit. Rasional : Mengkaji
tingkat hidrasi akibat hemokonsentras
2. BUN/Kreatinin, Rasional :
Peningkatan nilai mencerminkan kerusakan sel karena dehidrasi atau awitan
kegagalan ginjal
4. Natrium, Rasional : Menurun
mencerminkan perpindahan cairan dari intrasel (diuresis osmotik), tinggi
berarti kehilangan cairan/dehidrasi berat atau reabsorpsi natrium dalam berespons
terhadap sekresi aldosteron
5. Kalium, Rasional : Kalium terjadi
pada awal asidosis dan selanjutnya hilang melalui urine, kadar absolut dalam
tubuh berkurang. Bila insulin diganti dan asidosis teratasi kekurangan kalium
terlihat
e. Berikan Kalium sesuai indikasi
Rasional : Mencegah hipokalemia
f. Berikan bikarbonat jika pH <7 o:p="">
Rasional : Memperbaiki asidosis pada hipotensi atau syok
g. Pasang NGT dan lakukan penghisapan
sesuai dengan indikasi
Rasional : Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan
muntah
2.Perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral,
status hipermetabolisme
Batasan karakteristik :
a. Klien melaporkan masukan butrisi
tidak adekuat, kurang nafsu makan
b. Penurnan berat badan, kelemahan,
tonus otot buruk
c. Diare
Kriteria hasil :
a. Klien mencerna jumlah kalori/nutrien
yang tepat
b. Menunjukkan tingkat energi biasanya
c. Mendemonstrasikan berat badan stabil
atau penambahan sesuai rentang normal
Intervensi :
a. Pantau berat badan setiap hari atau
sesuai indikasi
Rasional :Mengkaji pemasukan makanan
yang adekuat termasuk absorpsi dan utilitasnya
b. Tentukan program diet dan pola makan
pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskan
Rasional : Mengidentifikasi
kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapetik
c. Auskultasi bising usus, catat adanya
nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum dicerna,
pertahankan puasa sesuai indikasi
Rasional : Hiperglikemia dan ggn
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas/fungsi lambung
(distensi atau ileus paralitik)yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.
d. Berikan makanan yang mengandung
nutrien kemudian upayakan pemberian yang lebih padat yang dapat ditoleransi
Rasional : Pemberian makanan melalui
oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik
e. Libatkan keluarga pasien pada
perencanaan sesuai indikasi
Rasional : Memberikan informasi pada
keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien
f. Observasi tanda hipoglikemia
Rasional : Hipoglikemia dapat
terjadi karena terjadinya metabolisme karbohidrat yang berkurang sementara
tetap diberikan insulin , hal ini secara potensial dapat mengancam kehidupan
sehingga harus dikenali
Kolaborasi :
a. Pemeriksaan GDA dengan finger stick.
Rasional : Memantau gula darah lebih akurat daripada reduksi urine untuk
mendeteksi fluktuasi
b. Pantau pemeriksaan aseton, pH dan
HCO3. Rasional : Memantau efektifitas kerja insulin agar tetap terkontrol
c. Berikan pengobatan insulin secara
teratur sesuai indikasi. Rasional : Mempermudah transisi pada metabolisme
karbohidrat dan menurunkan insiden hipoglikemia
d. Berikan larutan dekstrosa dan
setengah salin normal. Rasional : Larutan glukosa setelah insulim dan cairan
membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl. Dengan mertabolisme karbohidrat
mendekati normal perawatan harus diberikan untuk menhindari hipoglikemia
Walatra Sehat Wasir
BalasHapusHappy weekend,Obat Tradisional Untuk Sakit Lambung
HapusDoufejme, že bude hladké
BalasHapusCara Mengobati Prostatitis
Hopefully simplified all its affairs
BalasHapusTestimoni Walatra Lycopene Softgel
Good enough
BalasHapusCara Menghilangkan Benjolan Hemoroid
I am very happy to be here
BalasHapusProduk Penggemuk Badan Herbal Untuk Dewasa
Hope to be better luck
BalasHapusObat Luka Diabetes Paling Murah 2018
Happy weekend, may be given abundant sustenance
BalasHapusObat Kapsul Untuk Rematik
Have a good day
BalasHapusCara Mengobati Tumor Buli Secara Alami
I am very happy to visit your site
BalasHapusObat QnC Jelly Gamat Untuk Menyembuhkan Penyakit Gula
Hopefully given the smoothness in all its affairs
HapusCara Mengatasi Penyakit Mata Akibat Diabetes
Ramuan Tradisional Untuk Mengobati Rematik
Articles that are very useful for the lesson
BalasHapusObat Penyakit Lambung Murah Berkualitas
Happy Weekend
BalasHapusCara Mengatasi Sakit Ketika Buang Air Kecil
Hopefully blessed many blessings in seeking sustenance
BalasHapusCara Mengatasi Sulit Menelan Akibat Radang Tenggorokan
Hopefully more luck
BalasHapusCara Mengobati Rematik Yang Tidak Kunjung Sembuh
Cara Mengobati Kaki Bengkak Akibat Asam Urat
Cara Efektif Mengobati Saraf Terjepit
Hopefully it will be facilitated in all its affairs
BalasHapusPengobatan Eksim Agar Tidak Kambuh Lagi
Obat Oles Untuk Eksim Di Apotik
Easy and easy to carry out in carrying out its activities
BalasHapusApotik Yang Menjual Obat Gondok Herbal Di Bandung