Minggu, 21 April 2013


GANGGUAN SUASANA HATI (MOOD)
Gangguan hati (mood disorder) disebut juga gangguan afektif. Pengertian mood atau suasana hati mengacu pada emosi yang berlaman lama mencakup peranana murung maupun kegembiraan. Disebut gangguan mood karena terjadi ketidaknormalan dalam suasana hati yaitu berupa kemurungan hebat (depresi) atau kegairahan atau kegembiraan yang abnormal. DSM IV membedakan gangguan suasana hati ada dua, yaitu unipolar (satu kutub) dan bipolar (dua kutub).
A. Gangguan unipolar
Gangguan unipolar terdiri dari gangguan depresi utama (Major Depressive Disorder) dan Gangguan Dysthylania.
Ciri yang menonjol dari gangguan Depresi Utama adalah suasana hati yang murung. Penderita mengalami gejala yang disebut “depressive triad” yaitu mempunyai pandangan yang buruk tentang diri sendiri. Diri sendiri dipandang tidak berharga, pengalaman sehari-hari dan interaksi sosial dianggap menyebalkan dan masa depan dipandang dengan pesimistis. Penderita merasa putus asa, tidak ada semangat dan apatis.
Dalam DSM IV dikemukakan paling sedikit harus ada 5 gejala atau lebih dan berlangsung minimal 2 minggu untuk memenuhi kriteria Gangguan Depresi Utama yaitu;
1.      Suasana hati murung sepanjang hari sebagaimana dilaporkan oleh penderita (merasa sedih atau hampa) atau dari observasi orang lain (terlihat menangis).
2.      Menurunnya minat dan kesenangan pada semua aktivitas secara mencolok.
3.      Menurunnya atau bertambahnya berat badan secara mencolok (lebih dari 5 persen dari berat badan dalam sebulan; berkurangnya atau bertambahnya selera makan).
4.      Mengalami gangguan tidur: insomnia (tidak bisa tidur) atau hipersomnia (terlalu banyak tidur).
5.      Agitasi atau meningkatnya psikomotor (misalnya tidak bisa duduk dengan tenang); retardasi atau melambatnya psikomotor (misalnya gerakan tubuh yang lambat).
6.      Merasa kelelahan atau kehilangan tenaga.
7.      Merasa tidak berharga atau merasa bersalah.
8.      Menurunnya kemampuan untuk berfikir, konsentrasi dan mengambil keputusan.
9.      Sering muncul pikiran ingin mati atau bunuh diri.
Penting untuk mengenali perbedaan antara depresi klinis dengan sussana hati berkabung, misalnya karena kematian orang yang sangat dekat. DSM IV menganjurkan bahwa diagnosa depresi utama diberikan jika kematian pasangan lebih dari dua bulan dan penderita masih menunjukkan gejala depresi seperti kriteria diatas. Disamping kriteria disamping kategori depresi utama, juga dikenal kategori depresi pertengahan atau Dysthimia yang berada diantara depresi utama dan suasana hati normal.
Gangguan depresi merupakan gangguan suasana hati yang serius. Gangguan ini lebih banyak ditemuui pada wanita daripada pria. Menurut penelitian salah satu alasannya adalah bahwa pria lebih banyak melakukan kegiatan yang mampu mengalihkannya dari depresi. Sebaliknya wanita mempunyai keterbatasan untuk melakukan berbagai aktivitas yang mampu mengalihkan perhatian dari depresi.
Depresi bisa juga terjadi pada anak dan remaja. Pada remaja depresi biasa- nya berhubungan dengan kegelisahan, tingkah laku negativistik dan aktivitas antisosial. Depresi pada orang lanjut usia biasanya disebabkan oleh kematian pasangan. Beda dengan kehilangan pada orang dewasa, kehilangan pada usia tua biasanya tidak tergantikan.
Depresi berpengaruh kuat terhadap kehidupan seseorang. Penderita ada yang mengatasinya dengan penyalahgunaan obat-obatan seperti alkohol.
Menurut penelitian, proses biokomia dalam otak berperan dalam per- kembangan gangguan depresi. Zat yang penting adalah amine biogenik yang bertindak sebagai neurotransmitter yaitu mentransmisikan impuls dari neuron satu ke neuron lainnya. Depresi berhubungan dengan berkurangnya catecholamin di otak.
Walaupun faktor biologis berpengaruh, faktor psikososial misalnya kejadian kehidupan yang menimbulkan stres merupakan faktor penting dalam berkembang- nya gangguan suasana hati.
B. Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar terdiri dari gangguan Manic-Depresiv dan Gangguan Cyclotymia. Penderita bipolar yaitu Manic-Depresiv mengalami kegairahan yang ekstrem yang disebut episode mania bergantian dengan depresi hebat sebingga membentuk siklus emosi yang tidak bisa diramalkan (ibarat naik roller-coaster). Beda dengan gangguan unipolar diatas yaitu penderita mengalami depresi serius tanpa ada pergantian ke suasana hati kegairahan mania.
DSM IV memberikan kriteria episode mania sebagai adanya masa kegairah- an yang berlangsung lama yang terlihat dari 3 atau lebih gejala berikut:
1.      Menurunnya kebutuhan untuk tidur, misalnya merasa sudah beristirahat setelah tidur 3 jam saja.
2.      Lebih banyak berbicara dari biasanya.
3.      Ide yang meloncat-loncat atau pikiran berkejaran.
4.      Perhatian mudah beralih ke hal lain.
5.      Peningkatan aktivitas dalam bidang sosial, pekerjaan, sekolah atau seksual.
6.      Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan namun berakibat buruk misalnya berfoya-foya, melakukan investasi bisnis yang merugikan.
Bentuk gangguan suasana hati bipolar yang lebih ringan yang tidak cukup hebat untuk dimasukkan ke dalam episode mania disebut hipomania (berbeda dalam durasi yaitu lebih pendek dan intensivitasnya yaitu lebih ringan). Pada hipomania, perubahan suasana hati tampak jelas tetapi tidak terlalu hebat seperti dalam mania.
Sedangkan Cyclothymia meruapakn jenis gangguan suasana hati bipolar yang lebih ringan. Penderita cyclothymia mengalami hipomania dan depresi.
Disebutkan diatas bahwa biokimia dalam otak berperan dalam berkembangnya gangguan depresi. Begitu juga pada mania. Diakatakan bahwa mania berhubungan dengan kelebihan catecholamin di otak.

DAFTAR PUSTAKA
Supratinya,A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal.Yogyakarta: Kanisius.

LAB/UPF Ilmu Kedokteran Jiwa. 1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan RSUD Dr. Soetomo.

Panggabean, L. (2003). Pengembangan Kesehatan Perkotaan ditinjau dari Aspek Psikososial. (makalah). Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat DepKes. Rs. Tidak dipublikasikan